Selasa, 08 Desember 2009

Kesalahan Terendah



Oleh: Syahrul


Akhir-akhir ini, nampak Raja Tikus sedang dilanda kegelisahan, tersebab banyak warga tikus terjerat dan tertangkap bangsa penjerat. Ia pun tidak habis pikir, kenapa ilmu dan ajian yang selama ini biasa digunakan tidak lagi ampuh untuk membuat para penjerat takluk di hadapan tikus. Sang Raja pun semakin murung ketika mengetahui dari sebagian warga yang tertangkap terdapat kerabat dekatnya. Untuk mengurangi rasa gelisahnya, sang raja tikus pun memerintahkan juru tulis istana untuk membuat undangan kepada seluruh kerabat dan punggawa agar hadir pada pertemuan hari berikutnya.

Pada hari yang telah ditentukan, para kerabat dan punggawa kerajaan nampak terlihat khusyuh memasuki aula pertemuan, dan raja tikus pun menggelar pertemuan dengan mengambil tema : “Rencana strategi (RENSTRA) khusus 2010” sebuah terobosan baru menghadapi para penjerat tikus.”

Sebelum ia terlanjur tenggelam dalam opininya, Raja tikus terlebih dahulu meminta saran dan pandangan dari sesepuh dan punggawa kerajaan.

Tikus 1:
“…Menurut hamba kita mesti mengadakan pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) ilmu sirep tingkat ke-12 kepada seluruh rakyat tikus, agar para penjerat tertidur ketika warga kita memasuki wilayah mereka.”

Tikus 2 :
“…setuju. Namun di samping itu, warga kita juga harus diberi bekal ilmu halimunan. Jika para penjerat kebal sirep, maka rakyat tikus akan segera menghilang dari kejaran para penjerat.”

Tikus 3 :
“…Kita harus mengirimkan upeti bulanan yang besar kepada para penjerat agar mereka senang dan tidak menguber-uber kita lagi, sebab mereka sudah merasa berutang. Memberi upeti….”

Tikus 4:
‘Interupsi !, Maaf yang mulia. Hamba tidak setuju dengan pendapat tikus 3, sebab itu berarti kita memposisikan diri sebagai bangsa terjajah. Kalau opsi ini yang diambil, maka saya akan menggalang kelompok baru dikalangan bangsa tikus yang menolak segala bentuk penjajajahan. Lebih dari sekitar seribu facebooker telah memberikan dukungan kepada saya untuk mendirikan Organisasi Tikus Merdeka (OTM)

Tikus 3:
“Mohon izin, Hamba lanjutkan yang mulia!. Memberi upeti, tidak berarti menempatkan bangsa tikus di bawah penjajahan bangsa penjerat. Malah, justru sebaliknya, kita yang menjajah para penjerat dengan menutup mata, telinga, dan nurani mereka secara terus menerus".

Tikus 5:
“Menurut hamba tahun 2010 nanti, kita mesti menggunakan cara-cara yang tidak biasa dalam menghadapi para penjerat. Aji sirep dan ilmu halimunan, telah dikenal para penjerat, sehingga sedikit banyaknya di antara mereka sudah ada yang memiliki ilmu penangkalnya. Analisa hamba, prioritas utama kita adalah bagaimana bisa membujuk sebanyak mungkin Warga Negara Penjerat (WNP) agar sudi menjadi Warga Negara Tikus (WNT) tanpa harus melepas status WNP, terutama para penjabat di sekitar kaisar penjerat. Buatkan mereka KTP gratis! Dan, jangan lupa, kita juga mesti menggaji wanita-wanita tercantik dari negeri tikus untuk menjadi gundik setiap penjabat penjerat yang mau menjadi WNT.”

Setelah puas mendengar penjelasan para kerabat istana raja tikus menutup pertemuan hari itu dengan instruksi dan himbauan. “ Pada hari ini saya mengeluarkan perintah harian kepada para pejabat bangsa tikus bahwa untuk menghadapi bangsa penjerat, kita harus menggunakan segala cara, baik cara biasa maupun yang tidak biasa. Kepada seluruh rakyat tikus, saya menghimbau agar lebih berhati-hati dalam melakukan perjalanan yang terbilang rawan. Gunakan terus jurus tiarap dan sembunyi agar semakin sedikit warga kita yang tertangkap oleh para penjerat dan terutama agar kedaulatan negeri tikus tetap terjaga. Saya mengerti dan memahami betul bahwa sebagai bangsa tikus, kita bukanlah malaikat. Kita juga tidak akan luput dari kesalahan-kesalahan, karena ini adalah kodrat. Demikian pertemuan hari ini, dan salam sejahtera untuk kita semua. Hidup bangsa tikus…!.

Sementara itu, nun jauh di Kekaisaran Penjerat, dalam satu rapat paripurna luar biasa di negeri penjerat, Kaisar Jerat tengah mendengarkan testimoni dan analisa para punggawa kekaisaran terkait kegagalan mereka dalam beberapa bulan terakhir ini memasung tikus besar ke Negeri Penjerat. Sementara, tidak jarang ada saja tikus raksasa yang lalu lalang di sekitar mereka, bahkan ikut-ikutan menjalankan proyek terselubung di negeri para penjerat tanpa sepengetahuan Kaisar. Kaisar mensinyalir, ada sebagian punggawanya yang “main mata” dengan pengusaha-pengusaha dari bangsa tikus
Sebelum ia terlanjur bersikukuh dengan pendiriannya, kaisar terlebih dahulu meminta saran dan pandangan dari tinesepuh dan punggawa kekaisaran.

Jerat 1:
“… Hamba maaf beribu maaf paduka yang mulia. Saya kira, para tikus sekarang ini sudah makin pandai menghindari kita. Ini tentunya merupakan kesuksesan pekerjaan gurunya. Jadi, sasaran kita pertama dan terutama adalah para guru. Kita harus mampu mengatur skenario induk untuk menangkap para guru tikus.”

Jerat 2:
“…Kami butuh gizi berlebih agar dapat lebih perkasa ketika berhadapan dengan para dedengkot tikus, terutama tikus kakap.”

Jerat 3 :
‘…Menurut analisa hamba bahwa tikus memiliki kemampuan bioteknologi yang luar biasa untuk mengubah warga kita menjadi tikus berwajah penjerat. Jadi, disamping kita harus memiliki dan menguasai teknologi untuk menangkal kemajuan mereka, kita juga perlu instrumen khusus untuk mengidentifikasi tikus berwajah penjerat".

Jerat 4 :
‘…Menurut saya masalah ini dipengaruhi oleh dua faktor utama. Pertama, faktor intern, Sudah terlalu banyak warga dari kalangan istana ini telah menjelma menjadi penjerat berhati tikus. Yang kedua faktor ekstern, banyak warga kerajaan ini telah “berselingkuh” dengan tikus, telah jamak MOU ditandatangani dengan bangsa tikus karena mereka merasa banyak kepentingan dan manfaat yang didapat warga hina penjerat dari bangsa tikus. Jadi, bagaimana pun usaha kita untuk mengkerangkeng para tikus, pasti ada saja warga kekaisaran ini yang siap membelanya."

Hati Kaisar Jerat pun sedikit tenang dan nampak puas dengan prognosa yang disampaikan oleh para sepuh dan punggawa istana. Dengan bijak, sang Kaisar pun bertitah " Wahai Rakyatku, mulai sekarang ini, perlu ada perbaikan sistemik-komprehensif dalam tubuh lembaga hukum kita, dan berusahalah memperkecil ruang kesalahan di sistem Negeri Jerat, serta yang paling penting, janganlah terlalu banyak memproduksi kesalahan. Kerja maksimal para penjerat, bukan pada menghilangkan kesalahan, tapi kesuksesannya terletak pada sejauh mana kita meminimalisir kesalahan. Manusia terbaik adalah manusia yang mampu merangkak, melayang, atau bahkan terbang melesat dari jurang terdalam kesalahannya, dan selanjutnya berusaha menebus kesalahan itu dengan kebaikan dan kemudian menjadikan hati nurani sebagai panglima dari pasukan tutur dan tingkah lakunya. Kita adalah Bangsa Mulia, yang terlahir untuk menjerat tikus, bukan untuk membiarkan atau bahkan bersahabat dengan tikus." Sebelum mengakhiri pertemuan, sang Kaisar pun tidak lupa mengajak semua yang hadir untuk berdoa agar senantiasa diberi kemampuan dan ketabahan dalam menghadapi invasi negeri tikus. Demikian Kaisar Jerat menutup pertemuannya dengan doa dan tawakal.

Sumber :
- Surat Kabar KOMPAS edisi Jumat, 4 Desember 2009
- Surat Kabar KOMPAS edisi Sabtu, 5 Desember 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar