Minggu, 13 Desember 2009

Masa Depan Dunia

Oleh : Syahrul

Suatu pagi Raja Bima Sakti sedang masgul. Semalam, ia bermimpi bercakap-cakap dengan menteri energinya yang bernama Matahari. Dalam salah satu cuplikan mimpinya, sang raja berkata : “Saya mendapatkan masukan dari sejumlah teliksandi bahwa dalam kurun waktu seratus tahun terakhir ini, suhu di Kadipaten Bumi meningkat. Sebagai daerah tersubur dan sumber pasokan utama bahan pangan Kerajaan, semestinya suhu di Kadipaten Bumi tetap dipertahankan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlangsungan eksistensi Kerajaan. Jadi, saya minta kepada anda untuk tidak menambah intensitas suplai energi yang dikirim ke bumi.”
Mendengar komentar raja, sebagai penangung jawab utama energi Kerajaan, Matahari menjawab : “Maaf yang mulia. Sebenarnya, bukannya hamba meningkatkan intensitas kiriman energi ke bumi. Tetapi yang terjadi, atmosferlah yang lalai menyaring sebagian energi yang rutin kita kirimkan ke Bumi.”
“Apa, atmosfer lalai? apa mungkin dia sengaja mangkir dari tugasnya?, mustahil…!
(kukuruyuk !, kukuruyuk, kokokan ayam jantan membuyarkan mimpinya, dan membuat sang raja segera terbangun). Hari ternyata sudah pagi. Sejenak ia termenung, mengingat kembali dan mereka-reka apa gerangan arti mimpinya tersebut.

Namun, sebelum pikirannya terlanjur mengembara kemana-mana, ia memutuskan memanggil pulang empat agen intelijen yang ditugasi khusus untuk mengumpulkan informasi sekaligus melayani masyarakat Bumi. Keempat agen intelijen ini bernama : Atmosfer, Air, Tanah, dan angin. Bersama keempat agen intelijen ini, dipanggil pula seorang narapidana bernama Es Kutub yang dihukum menjaga Kutub Utara dan Selatan Bumi. Dari mereka ini Sang Raja Bima Sakti berharap mendapatkan kabar terbaru tentang Bumi sebagai referensi utama untuk menafsirkan mimpinya. Keesokan harinya, Atmosfer, Air, Tanah, Angin dan Es Kutub sudah berada di Istana dan bertemu dengan Raja Bima Sakti. Raja pun memulai pembicaraan.
Raja :
“Tahukah kenapa tiba-tiba saya memanggil pulang kalian?”

Agen Intelijen :
“Belum tahu paduka yang mulia.” Jawab para agen intelijen serempak

Raja :
“Saya sengaja memanggil kalian untuk mendengarkan informasi langsung tentang apa yang sesungguhnya terjadi di Bumi. Semalam, saya bermimpi. Dalam mimpi saya itu, saya mendapatkan petunjuk bahwa telah terjadi pembangkangan terhadap tugas-tugas yang aku pikulkan kepada kalian. Bagaimana pendapatmu wahai atmosfer?.”

Atmosfer :

“(Mendapat pertanyaan tiba-tiba dan langsung dari Raja, Atmosfer nampak agak gugup). “Maaf beribu maaf yang mulia. Sebagai abdimu yang setia, aku tidak mungkin berani mangkir dari tugasku. Selama ini aku telah menjalankan tugas sebagaimana yang tuanku perintahkan, yaitu menjaga Bumi dari hantaman benda-benda angkasa luar dan menyaring energi Matahari, agar tidak terlalu panas yang sampai ke Bumi, sehingga tetap memungkinkan terjadinya interkasi kehidupan yang seimbang di sana.”

Raja :
“Apakah engkau telah melaksanakannya dengan baik?”

Atmosfer :
“Hamba sudah berusaha semaksimal mungkin sejauh kemampuan hamba tuan. Tapi, …!”

Raja :
“Tapi apa?. Kenapa ada tetapinya?”

Atmosfer :
“Tapi, puluhan tahun belakangan ini, saya tidak melaksanakannya dengan sempurna lagi tuanku!”

Raja :
“Kenapa?”

Atmosfer :
“Maafkan hamba yang mulia. Sebagian dari selimut ozon kesayangku yang biasa kupakai melindunggi tubuh Bumi, sudah terbakar!”

Raja :
“Kenapa sampai terbakar?”

Atmosfer :
“Bukan hamba yang membakarnya yang mulia!”

Raja :
“Lantas, Siapa?”

Atmosfer :
“Penduduk Bumi yang mulia”

Raja :
“Bagaimana mungkin?, bukankah pemimpin-pemimpin mereka rajin berkampanye untuk menjagamu?”

Atmosfer :
“Betul yang mulia, mereka rajin kampanye tapi itu hanya lips service kenyataannya, mereka masih tetap naik kendaraan bermotor yang ber-AC, menggunakan kulkas, Parfum, dan mendirikan pabrik-pabrik yang merusak selimut ozonku yang mulia.”

Raja :
“Bagaimana dengan Tanah?, saya mendapat masukan bahwa akhir-akhr ini engkau sering marah-marah pada masyarakat Bumi!”

Tanah :
“Sebenarnya, hamba tidak sedang marah-marah yang mulia. Hamba hanya sedang sakit . kadang-kadang influenza dan terpaksa harus batuk-batuk. Kadang pula, hamba menggigil menahan sakit perut. Sebagian isi perutku telah disedot oleh masyarakat Bumi. Pada saat hamba mengigil itulah, mungkin banyak penduduk Bumi yang mengira bahwa hamba sedang marah-marah”.

Raja :
“Wahai air!, Apa yang dapat kau kabarkan kepadaku?”

Air :
“ Hormat hamba yang mulia!, saban hari, hamba semakin kesulitan mencari jalan dan memenuhi permintaan sebagian konsumen lama hamba di dalam perut Bumi. sebab, sebagian jalan hamba telah ditutupi dengan semen, aspal, dan gedung-gedung oleh orang-orang kaya. Akhirnya, hamba hanya berkeliaran bebas di jalan-jalan, dan di dalam rumah-rumah penduduk Bumi…!

Raja :
“Cukup!” (mengalihkan pertanyaannya kepada angin, dan tanpa diminta, anginpun segera mengeluarkan isi hatinya)

Angin :
“Tiap hari, hamba tetap menunaikan tugas mulia seperti yang paduka perintahkan. Hamba sudah melayani seluruh kebutuhan pernapasan penduduk Bumi secara gratis. Tapi, mereka nampaknya tidak sampai berpikir. Jarang dari mereka yang mengingat kebaikan ini. sehingga, kadang-kadang hamba pun menjadi kesal. Sesekali untuk mengingatkan mereka, hamba unjuk sedikit kekuatan dengan mengangkat rumah-rumah dan pohon-pohon di sekitar mereka.”

Raja :
“Bagaimana dengan Es Kutub?, Apakah ada kabar baik dari sana?”

Es Kutub:
“Hamba membawa kabar gembira tuanku. Limit waktu hamba untuk menjalani hukuman sebagai penjaga Kutub Utara dan Selatan Bumi, sudah hampir habis. Setiap tahun, hamba mendapatkan remisi dari energi matahari dan pelan-pelan hamba akan mulai menghirup udara kebebasan. Hamba akan meninggalkan kutub yang senyap, masuk ke kota-kota yang padat manusia. Hamba juga ingin merasakan nikmatnya kehidupan malam bersama manusia di kota-kota dan, kota-kota pinggiran pantai akan menjadi pilihan utama hamba.”

Mendengar penjelasan Es Kutub dari para agen intelijennya, Raja Bima Sakti bertitah: "Saya minta kepada kalian untuk menjadikan sabar sebagai panglima dalam menjalankan tugas-tugas sosial di Bumi. Pelayanan terhadap penghuni Bumi adalah tugas utama kalian. Khusus kepada Es Kutub, tetaplah berada di kutub!. Kalau engkau meninggalkan kutub, maka akan banyak yang menjadi korban di Bumi, Camkan baik-baik!. Sekarang pulanglah kalian ke Bumi, dan kepada saudara angin tolong sampaikan kepada penduduk Bumi salam saya. Pesan saya kepada mereka agar memperhatikan dan menjaga kalian, sampaikan juga peringatanku kepada mereka, apabila mereka terus menzalimi Atmosfer, tidak peduli terhadap Tanah, abai terhadap ketersedian Air Tanah, tidak pandai bersyukur, dan tidak memperhatikan Es Kutub, maka kehancuran sedang menunggu masa depan mereka. Cepat atau lambat!."

Sumber :
Harian KOMPAS edisi Sabtu, 12 Desember 2009
Harian KOMPAS edisi Minggu, 13 Desember 2009
www.powermathematics.blogspot.com

1 komentar: